Kami di Bukit Vista — telah mengelola properti di Bali untuk 140+ pemilik properti dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dan telah mengumpulkan data yang luas mengenai pasar penyewaan properti di Bali. Dari temuan kami, pasar penyewaan properti telah mengalami perubahan yang signifikan sejak tahun 2019, dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertubumbuhan dan pengembangannya.
Bukit Vista menghimpun ratusan database properti
Seperti yang ada dapat lihat berdasarkan data properti kami di bawah, hanya dalam 3 tahun dapat dilihat perubahan signifikan pada pasar penyewaan properti di Bali
Berikut merupakan data interaktif, anda dapat mengubah area dan tahun pada menu bar di bagian atas kiri.
Pasar properti Bali dalam beberapa tahun terakhir
Sejak tahun 2009 – 2019 pasar properti di Bali mengalami pertumbuhan pesat yang didorong oleh peningkatan di sektor pariwisata dan investasi asing. Popularitas Bali sebagai destinasi wisata, yang dikombinasikan dengan iklim tropis dan pantainya yang indah membuat lokasi ini begitu diminati untuk baik untuk tempat liburan dan investasi jangka panjang. Harga properti pun meningkat, terutama pada daerah populer seperti Seminyak, Canggu, dan Ubud.
Namun, pandemi COVID-19 yang dimulai pada akhir tahun 2019, memiliki dampak yang signifikan pada industri pariwisata Bali dan pasar propertinya. Pembatasan perjalanan dan lockwdown diberlakukan untuk mengrontrol penyebaran virus yang menyebabkan penurunan harga properti dan memperlambat pasarnya. Banyak pengembang dan investor properti yang ragu-ragu untuk melanjutkan rencana mereka, dan bahkan beberapa harus menunda proyek mereka.
Angka kedatangan wisatawan asing ke Bali
Pada tahun 2020, pasar properti di Bali terus terdampak oleh pandemi, dengan penurunan transaksi properti dan penurunan harga properti. Namun, seiring dengan mulai terkendalinya pandemi di beberapa negara dan dicabutnya pembatasan perjalanan, pasar properti berangsur pulih. Banyak pembeli, terutama dari Asia, mulai kembali ke pasar, tertarik dengan harga yang relatif terjangkau dan reputasi pulau ini sebagai tujuan yang aman dan stabil untuk investasi properti.
Pada tahun 2021, pasar properti di Bali berangsur pulih, dengan peningkatan transaksi properti yang signifikan dan kestabilan harga properti. Industri pariwisata di pulau ini juga mulai pulih, dengan peningkatan jumlah pengunjung. Pasar properti di Bali terus tumbuh, didorong oleh popularitas pulau ini sebagai tujuan wisata, harga yang relatif rendah dibandingkan dengan tujuan wisata populer lainnya, dan meningkatnya jumlah investor asing yang ingin membeli properti di pulau ini.
Sejak tahun 2022, pasar properti Bali mengalami pertumbuhan yang luar biasa, dengan banyaknya investor yang melihat potensi pasar properti di pulau ini. Namun, kekhawatiran tentang pembangunan yang berlebihan dan kurangnya infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan jumlah wisatawan masih ada. Pasar properti di Bali juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi global, dan diperkirakan pasar akan terus terpengaruh oleh pandemi dalam jangka pendek. Namun demikian, prospek jangka panjang untuk pasar properti Bali tetap positif, didorong oleh popularitas pulau ini sebagai tujuan wisata dan meningkatnya jumlah investor asing yang ingin membeli properti di pulau ini.
Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya untuk pasar properti Bali di tahun 2023
Sulit untuk memprediksi bagaimana keadaan pasar properti di Bali pada tahun 2023, karena dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti ketakutan akan resesi global, dan situasi politik mengenai pembatasan perjalanan di seluruh dunia. Namun, berdasarkan tren dan proyeksi saat ini, pasar properti Bali diperkirakan akan terus tumbuh di tahun mendatang.
Popularitas pulau ini sebagai destinasi wisata, yang dikombinasikan dengan iklim tropis dan pantainya yang indah, diperkirakan akan terus mendorong pasar properti di Bali. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, permintaan untuk penyewaan liburan kemungkinan akan tetap tinggi, terutama di daerah wisata populer seperti Seminyak, Canggu, dan Ubud.
Meningkatnya jumlah investor asing yang ingin membeli properti di pulau ini juga diperkirakan akan terus mendorong pasar properti. Banyak dari investor ini berasal dari Asia, terutama China dan Singapura, yang tertarik dengan iklim tropis Bali dan reputasi pulau ini sebagai tujuan yang aman dan stabil untuk investasi properti. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan kenaikan harga properti di tahun mendatang, terutama di daerah-daerah populer seperti Seminyak, Canggu, dan Ubud.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar properti Bali pada tahun 2023 adalah perubahan terbaru dalam hukum properti Indonesia, yang memungkinkan undang-undang yang lebih longgar mengenai kepemilikan properti oleh orang asing. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor asing ke pulau ini, yang selanjutnya akan mendorong pasar properti.
Area pasar properti Bali yang siap bertumbuh
Kawasan Seminyak, Canggu, Ubud, dan Nusa Dua dianggap sebagai tempat terbaik untuk pasar properti di Bali pada tahun 2022. Setiap kawasan memiliki karakteristik unik dan menawarkan peluang yang berbeda untuk investasi properti, sehingga penting untuk melakukan riset dan memahami kawasan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi Anda.
Jangan khawatir, kami memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam pasar penyewaan properti di Bali dan pengelilaan properti di pulau ini.
Jangan ragu untuk menghubungi kami jika anda memiliki pertanyaan mengenai investari properti di Bali.