Bisnis properti dan penginapan berkaitan erat dengan pengalaman menginap tamu di properti yang dimiliki mitra. Hal itu menjadikan tamu sebagai elemen penting dari bisnis perlu diperhatikan kepuasan dan kenyamanannya oleh para pemilik dan pengelola properti. Aspek kepuasan dan kenyamanan tamu menjadi semakin penting mengingat bahwa Jogja sebagai salah satu kota tujuan para tamu dengan berbagai objek wisata yang mulai dibuka kembali pasca PPKM.
Acara Community Sharing Session ini dihadiri oleh beberapa mitra Bukit Vista dari area Jogja, yakni antara lain Mbak Ferika dan Mas Adi, selaku staf FAM House, Mba Dea dari Komala Guesthouse Sagan dan Malioboro, Mbak Mega dari Rumah Pajangan dan Pak Budi dari Rumah Budi Susanto. Para mitra Bukit Vista yang hadir, dengan antusias menyimak pengalaman Chris Thompson selaku pemilik vila D’House of Gembala dan narasumber pada acara CSS kali ini. Beliau menceritakan bagaimana bisnis propertinya dimulai dan berkembang setelah beliau pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang pegawai bank.
Alasan Chris memilih Jogja sebagai ‘rumah’
D’House Gembala dibangun sekitar 7 tahun yang lalu, ketika itu Chris masih bekerja di Papua Nugini dan beberapa kali mengunjungi Jogja untuk berlibur. Tampaknya Chris merasa cocok dan nyaman ketika berlibur ke Jogja. Secara karakteristik, suasana Jogja ‘cocok’ sesuai dengan kepribadiannya yang menginginkan suasana yang tenang dan damai, sehingga Chris memilih Jogja sebagai tempat tinggalnya. Jogja memang masih agak konservatif dalam beberapa hal, tapi bagi Chris itu tidak menjadi masalah besar. Beliau justru menyatakan bahwa Jogja yang merupakan kota pelajar yang sarat akan jiwa muda membuat beliau merasakan semangat muda juga.
Desain dan konsep tata ruang vila D’House of Gembala?
D’House of Gembala adalah properti yang Chris kelola dengan konsep modern minimalis. Ide besar dari desain bangunannya terletak pada lantai dua yang menjadikan Gunung Merapi Kaliurang sebagai panorama utamanya. Lantai dua terdiri dari tiga kamar tidur untuk ruang beristirahat para tamu. Setiap kamar memiliki balkon dengan jendela yang besar supaya sirkulasi udara yang masuk ke kamar bersih dan segar serta turut dilengkapi oleh panorama yang indah. Kamar utama di lantai dua memiliki ukuran yang cukup luas, yaitu sekitar 40 meter persegi dengan dua kamar mandi dan jacuzzi. Berbeda dengan lantai dua, lantai pertama adalah ruang terbuka untuk berkumpul dengan fasilitas seperti dua ruang santai (ruang tamu dan ruang santai dengan TV serta bar untuk sarapan) dan halaman di sisi kolam renang yang menawan. Ide utama di lantai satu adalah ruang yang luas dengan sirkulasi udara yang bagus dan terdiri dari banyak ventilasi. Sebagai properti yang menarik tamu untuk tinggal, keunggulan lain yang dimiliki villa D’House of Gembala adalah lingkungan sekitarnya yang tergolong tenang dan dekat dengan akses publik, restoran dan kafe.
Kasus tamu yang sering terjadi di D’House of Gembala
Chris menceritakan bahwa salah satu isu penerimaan dan pelayanan tamu yang sering terjadi terletak pada ketidaksesuaian antara jumlah tamu yang tercatat dengan jumlah asli tamu yang datang dan menggunakan propertinya. Ketidaksesuaian ini berpotensi mengakibatkan tidak optimalnya fasilitas yang ada karena over-capacity. Contoh isu yang pernah terjadi adalah D’House of Gembala pernah kedatangan 16 tamu dalam satu kali booking, jumlah tersebut jauh melebihi kapasitas normal yang seharusnya berlaku. Chris mengatakan bahwa solusi untuk mengatasi masalah ini tidak terjadi adalah dengan bernegosiasi sebelum tamu datang ke properti, setidaknya dengan hal tersebut Chris telah melakukan tindakan pencegahan (preventif) agar over capacity tidak terjadi, sehingga kita bisa mengoptimalkan kepuasan tamu.
Sesi tanya-jawab antar komunitas Bukit Vista Yogyakarta
Adapun para partner yang datang ke acara virtual ini cukup antusias mendengar dan bertanya kepada Chris, selaku host Community Sharing Session kali ini. Mbak Mega, pemilik properti Rumah Pajangan dari Yogyakarta yang baru saja bergabung menjadi partner Bukit Vista bertanya tentang bagaimana Chris membangun hubungan dengan tetangga di sekitar vila.
Apakah ada event atau acara tertentu yang Anda (Chris) adakan dengan tetangga sekitar D’House Gembala?
Mbak Mega, pemilik properti Rumah Pajangan di Yogyakarta
Menanggapi pertanyaan tersebut, Chris menjelaskan bahwa pada awal pembukaan D’House of Gembala pernah diadakan acara syukuran dengan mengundang tetangga sekitar ke vila. Selain acara syukuran, dalam jangka waktu tertentu beberapa staf juga mengadakan arisan di vila ini. Pertanyaan lain pada sesi tanya jawab juga diajukan oleh Mbak Dea dari properti Komala Guesthouse yang bertanya tentang peran media sosial dan staf untuk properti.
Saya ingin bertanya tentang seberapa penting media sosial untuk properti kita . Kemudian mengenai staf di D’House of Gembala, berapa staf yang ada di vila Anda dan bagaimana Anda mengelola staf Anda?
Mbak Dea, pemilik properti Komala Guesthouse di Yogyakarta
Chris menuturkan bahwa kehadiran secara langsung sama pentingnya dengan kehadiran secara virtual. Menurut beliau, media sosial dengan fotografi dan informasi yang lengkap dapat menaikkan kemungkinan pemesanan langsung. Adapun staf di D’House of Gembala hanya terdiri dari dua orang, mereka merupakan pasangan suami istri. Keduanya saling melengkapi di mana suami mahir dalam pemeliharaan vila (maintanance), sementara istri memiliki keahlian memasak yang cukup bagus. D’House of Gembala tidak hanya menjalin hubungan yang baik dengan tamu tetapi juga dengan para staf. Membangun hubungan yang baik dapat membangun kepercayaan satu sama lain, dan mendorong staf untuk selalu transparan dan mau untuk diajari dan dilatih dalam bidang hospitalitas. Tendi sebagai Community Manager di Bukit Vista juga bertanya tentang rencana D’House of Gembala ke depannya.
Apakah anda memiliki rencana ke depan seperti membangun properti baru?
Tendi, Community Manager di Bukit Vista
Rencana yang sedang diproses oleh Chris dan Amin adalah membangun properti baru di sekitar daerah Bantul. Chris menyatakan bahwa properti yang baru ini direncanakan akan memiliki konsep yang berbeda dari vila D’House of Gembala. Properti baru tersebut nantinya akan bertema Jawa klasik dengan bebagai perabotan antik yang akan ditempatkan di dalamnya.
Dengan gaya dan konsep yang berbeda seperti itu, apakah Anda yakin akan ada permintaan pada properti baru Anda?
Tendi, Community Manager di Bukit Vista
Menurut Chris, pembangunan properti baru ini merupakan suatu eksperimen, sehingga ia dan Amin juga masih belum terlalu yakin bagaimana tingkat permintaan konsumennya nanti. Chris hanya mencoba untuk bereksperimen ‘out of the box’, sehingga belum ada jaminan apakah eksperimennya akan sukses.
Tips menciptakan pengalaman tamu yang memuaskan oleh Chris
Pada sesi penutup, Chris mengingatkan bahwa pengalaman menginap tamu di properti juga berkaitan dengan bagaimana pemilik dan staf properti sebagai tuan rumah menyambut serta melayani para tamunya. Pemilik dan staff wajib berperilaku ramah dan sopan, tetapi tidak melebihi batas sehingga tamu merasa terganggu. Memastikan tamu memiliki nomor telepon pemilik atau staf juga merupakan hal penting, karena jika terjadi sesuatu hal atau ada yang dibutuhkan oleh tamu, mereka bisa langsung menghubungi tuan rumah. Selain itu kondisi properti yang bersih dan aman juga berpengaruh terhadap pengalaman menginap tamu, khususnya selama pandemi Covid-19, di mana D’House of Gembala turut berupaya untuk selalu memastikan bahwa tingkat kebersihan propertinya mencapai 100% melalui penggunaan sanitisasi dan perlengkapan higienis lainnya.
Menginspirasi, bukan?!
Mari bergabung menjadi bagian dari komunitas Bukit Vista. Kami akan membantu dari awal, mulai dari memasarkan properti sampai dengan pengelolaan dan perawatan. Bagi kalian yang ingin bergabung dengan komunitas seperti ini untuk membantu properti anda, langsung saja menghubungi Bukit Vista!
Tonton video Community Sharing Session bersama para partner Nusa Penida di sini!